APA YANG ADA DI BENAK ANDA JIKA MENJUMPAI POMADE MACAM INI
Sekedar berbagi cerita dan pengalaman tanpa tendensi menjustifikasi,
Berikut ini adalah properti pribadi yang penulis dapatkan dari sebuah pomade hasil kerjasama brewer dari Arizona U.S dengan salah satu brand pomade lokal Indonesia yang sempat beredar beberapa waktu lalu dan kini sudah discontinued di peredaran (soal harga, jangan tanya). Dari aroma nya yang kental khas aroma Coklat yang bersesuaian dengan warnanya juga Coklat. Hanya saja sekilas yang rada aneh secara visual dari pomade satu ini adalah (entah unsur kesengajaan atau bahkan sebuah kesalahan dalam pembuatan karena adanya kurang kontrol) terjadi gradasi warna yang amat sangat jelas. Di permukaan yang bercorak coklat muda begitu beberapa scoop ke dalam warna menjadi Coklat tua.
Disini penulis hanya bisa menganalisa saja berdasarkan apa yang pernah penulis alami selama ini, hal ini sangat mungkin terjadi karena beberapa hal.
#1.
Terjadi proses pencampuran antara pewarna dengan bahan yang kurang sempurna
Tidak semua pewarna akan bereaksi atau tercampur dengan sempurna karena sifat alami pewarna yang bersangkutan ketika bercampur dengan wax, oil atau apapun bahan yang ada dalam campuran pomade tersebut. Meskipun rata-rata pada umumnya pewarna khusus untuk wax sudah dibuat sedemikian rupa akan tercampur dengan sempurna dan merata.
#2
Kurang optimalnya (waktu, suhu,alat) dalam proses mixing antar campuran ketika mengolah juga bisa dimungkinkan menjadi penyebab gradasi warna tersebut.
#3.
Urutan pencampuran/penuangan bahan pembuatan pomade juga bisa juga menjadi penyebab terjadinya gradasi.
#4.
Perbedaan ukuran butir zat pewarna dalam campuran juga bisa saja terjadi sehingga terjadi sebuah proses pengendapan di dasar kemasan pomade sehingga muncul gradasi warna
#5
Quality Control
Inilah poin utama dalam sebuah hasil karya, sebagus apapun jika tanpa ada kontrol yang serius dalam hasil akhir sebuah produk akan membawa dampak negatif yang signifikan meskipun hanya sekedar permasalahan tampilan visual.
Dari beberapa analisa tersebut diatas (tanpa menutup kemungkinan ada kemungkinan yang lain) dari pembaca yang pernah mengalami hal serupa seperti kasus dalam bahasan ini, kejadian semacam ini menjadi sebuah pelajaran berharga buat pembaca sekalian bahwa kontrol kualitas sebuah pomade patut untuk mendapatkan perhatian ekstra sebelum benar-benar akan digunakan secara umum. Selain tampilan visual yang kurang menarik (meskipun kualitasnya bisa dikatakan bagus) hal ini merupakan sebuah poin kemunduran dari citra sebuah hasil karya, yang notabene bisa dikatakan produk import sekalipun. Ribuan persepsi akan muncul dari melihat tanpa menyentuh bahkan menggunakan sebuah produk pomade sekalipun.
Semoga fenomena semacam ini bisa menambah khasanah wawasan kita semua untuk lebih banyak belajar mencoba dan mencoba dalam menghasilkan pomade yang lebih baik, tanpa meremehkan hal-hal sederhana yang terkadang tidak terpikirkan. (termasuk penulis sendiri yang masih tetap terus belajar banyak). Dan penulis yakin bahwa dinamika banyaknya pomade lokal indonesia seiring berjalannya waktu tidak akan kalah bagus nya dengan kualitas pomade import yang membanjiri negara kita ini. Amin.
Indahnya berbagi, Salam Klimis
#klimiskagemsedanten