Sebuah pergerakan, dari sekian banyak ragam budaya nusantara, bernuansa budaya lestari, budaya Jawa.
Dan yang unik dan belum pernah ada dalam cerita kali ini adalah, “Sayembara Misuh”. Mrngutip dari halaman facebook “Jawa Sastra” ,
Misuh menurut Jawasastra adalah ekspresi yang diucapkan yang menggambarkan suasana hati. Misuh memiliki sifat lugu dan apa adanya. Meski sudah banyak yang mengkaji dan menelisih asal usul maupun sejarah misuh, bahkan ada gerakan yang berupaya menyampaikan bahwa misuh itu bukan dosa. Tapi hingga saat in misuh belum mendapat ruang dan waktu untuk menunjukkan ekistensinya dengan cara dilombakan. Oleh karena itu JAWA Sastra menginisiasi lomba yang mungkin menurut perspektif orang kuno, “Tidak pantas”
Kebudayaan Jawa membutuhkan pembaharuan. Dengan mengusung tema “Lebih baik Saru daripada Sara“. Jawasastra yakin bahwa misuh bisa dieksplorasi, dimaknai kembali, dikreasi, dan senantiasa menemukan inovasi. Di dalam sayembara ini misuh mencoba untuk mengambil sisi positif, bukan negatif.
“MISUH ADALAH HAK”
Sebuah ide kreatif yang masih menghormati ranah-ranah etika tanpa melibatkan nuansa berbau kebencian, keberpihakan maupun hadirnya aroma-aroma unsur SARA
Sayembara Misuh 2018
Tertarik dan berminat untuk berpartisipasi ? silahkan telusuri informasi lebih detail nya ke halaman Facebook “Jawa Sastra” atau bisa ikuti instagram nya ke “Jawa Sastra Culture Movement“.
Selamat berkreasi dan berimajinasi sepenuh hati, salam budaya
#klimiskagemsedanten
“Mendhing saru tinimbang sara”? Hahaha Siyaaap!!
LikeLike